BAB I
PENDAHULUAN
Dakwah merupakan sarana syi’ar Islam yang dilakukan untuk
menyebarkan dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam secara lebih meluas. Namun,
untuk melakukan dakwah dibutuhkan pemahaman tentang cara, metode ataupu strategi
berdakwah secara syar’i. Oleh sebab itu muncullah cabang ilmu dakwah yang
membahas tentang tata cara dan segala hal yang terkait dengan dakwah.
Terdapat berbagai macam bahasan dalam ilmu dakwah, seperti dasar
hukum dakwah, tujuan dakwah, etika dakwah, objek dakwah, penghidangan dakwah,
sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu dakwah, peranan Islam dan lain
sebagainya. Namun, sebelum mengupas lebih jauh tentang bahasan ilmu dakwah kita
harus mengetahui terlebih dahulu definisi ilmu dakwah agar kita dapat lebih
memahami esensi ilmu dakwah itu sendiri.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang definisi ilmu
dakwah secara etimologi dan terminologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Ilmu Dakwah Secara Etimologi
Definisi ilmu dakwah secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu
ilmu dan dakwah. Pengertian ilmu sering dikacaukan dengan pengertian
“pengetahuan”. Yang jelas sewaktu-waktu ilmu itu juga dikatakan pengetahuan.
Pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam pemikiran manusia sebagai hasil
sentuhan dengan objek tertentu. Sedangkan ilmu adalah sejumlah pengetahuan yang
tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, objektif atau dapat
diuji oleh siapa pun.[1]
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti sebagai
berikut:
a)
Menurut
Kamus Munjid, dakwah berasal dari fiil madli دعا yang mempunyai
arti ە
دا نا (menyeru, memanggil).
b)
Menurut
Kamus Marbawi, diambil dari kata وَدَعْوٰى - دُعَاءً -عوْ يدْ - دعا ( ە
دعا ) (memanggil ia, menyeru ia akan dia).
c)
Menurut pendapat Prof. H. Mahmud Yunus mempunyai dua
akar kata yaitu :
دُعَاءً -عوْ يدْ - دعا = menyeruh, memanggil, mengajak, menjamu.
Ketika menjelaskan istilah
tersebut, pakar bahasa Ibn Manzur menyebutkan beberapa arti yang terkandung
seperti berikut :[3]
Pertama, meminta
pertolongan ( ثة
ستغا اﻻ) seperti ucapan seseorang ketika bertemu musuhnya dalam keadaan
sendirian fad’u al-muslimin yang menurut Ibn Manzur dapat disamakan
dengan istaghitsu al-muslimin (minta tolonglah pada muslimun).
Kedua,
menghambakan diri (‘ibadah), baik kepada Allah SWT maupun
kepada selain Allah SWT. Seperti dalam firman-Nya :
¨bÎ) tûïÏ%©!$# cqããôs? `ÏB Èbrß «!$# î$t6Ïã öNà6ä9$sWøBr& ( öNèdqãã÷$$sù (#qç6ÉftGó¡uù=sù óOà6s9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÒÍÈ
Artinya:”Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.”
(QS. Al-A’raf [7]:194)
Ketiga,
memanjatkan permohonan kepada Allah SWT (berdoa), seperti dalam
firman-Nya :
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
Artinya: “dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186)
Keempat, persaksian Islam (syahadat al-Islam). Seperti surat Nabi
Muhammad SAW kepada Heraklius : “aku memanggil kamu dengan persaksian
tentang Islam”.
Kelima, memanggil atau mengundang (al-nida). Seperti dalam
firman-Nya :
$·Ïã#yur n<Î) «!$# ¾ÏmÏRøÎ*Î/ %[`#uÅ ur #ZÏYB ÇÍÏÈ
Artinya: “dan
untuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk Jadi cahaya
yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab [33]: 46)
Jadi, ilmu
dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau
mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan
agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realita kehidupan,
dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.
B.
Definisi Ilmu Dakwah Secara Terminologi
Pengertian dakwah secara terminologi ada beberapa pendapat antara
lain:
1.
Menurut
Prof. Toha Yahya Omar, M.A.
Dakwah
adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Allah SWT, untuk keselamatan dan kebahagian mereka di
dunia dan akhirat.[4]
2.
Menurut
Dr. M. Quraish Shihab
Dakwah
adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.[5]
3.
Menurut
A. Hasjmy
Dakwah
yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’ah
Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.[6]
4.
Menurut
Prof. Dr. Hamka
Dakwah
adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya
berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan
amar ma’ruf nahi mungkar.[7]
5.
Syaikh
Abdullah Ba’alawi
Dakwah
adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat
jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah,
menyuruh mereka berbuat baik dan melarang berbuat buruk agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.[8]
6.
Menurut
Syaikh Muhammad Abduh
Dakwah
adalah menyeruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardhu
yang diwajibkan kepada setiap Muslim.
7.
Menurut
Ibnu Taimiyah
Dakwah
merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah,
percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh rasul serta mengajak agar
dalam menyembah kepada Allah seakan akan melihat-Nya.[9]
Dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama
Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan
usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of
thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran
dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat esensial dalam
kehidupan seorang muslim, dimana esensinya berada pada ajakan dorongan
(motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima
ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan
untuk kepentingan pengajaknya.
C.
Dua Pendekatan Dakwah
1) Pendekatan Teoritis
Memahami dakwah secara teoritis sebagai keilmuan, yang berarti
dakwah merupakan ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu-ilmu lain. ilmu dakwah ini
muncul karena adanya fenomena alam yang bersifat free will (akibat pikiran
bebas) dan secara spesifik ilmu ini sebagai aplicatif science. Karena dakwah
sebagai ilmu maka tentu ia telah memiliki filsafat keilmuan.
2)
Pendekatan
Praktis
Memahami dakwah secara praktis sebagai suatu tindakan dan aksi
untuk dikembangkan, yang berarti perlu adanya pemahaman dakwah yang relevan
dengan kemampuan cakrawala pikir objek dakwah secara keseluruhan pada masa kini
yang bersifat sangat kompleks dan heterogen.
Dengan demikian dakwah menjadi jelas dari sudut mana pandangannya,
karena dalam realitasnya untuk memahami dakwah dapat ditinjau dari dua sudut
pandang sebagaimana disebutkan diatas.[10]
D.
Sinonim Kata Dakwah
Ada beberapa
kata atau kalimat dalam bahasa Arab yang mempunyai arti atau makna hampir sama
dengan kata dakwah. Kata-kata tersebut adalah:
a.
Tabligh
Tabligh
artinya menyampaikan.
b.
Al-Amr bin Al-Ma’ruf
Al-Amr
bin Al-Ma’ruf artinya memerintah kepada kebaikan.
c.
An-Nahy an Al-Munkar
An-Nahy
an Al-Munkar artinya melarang kepada perbuatan yang munkar.
d.
An-Nashihah
An-Nashihah
artinya memberi petunjuk yang baik.
e.
Khithabah
Khithabah
artinya memberi khutbah atau nasehat kepada orang lain.
f.
Mau’izhah
Mau’izhah
artinya memberi nasehat atau memberi pelajaran yang baik untuk orang lain.
g.
Al-Irsyad
Al-Irsyad
artinya suatu upaya untuk mendorong manusia agar mau mengikuti petunjuk dengan
menyampaikan kebenaran Islam.
h.
Ad-Di’ayah
Ad-Di’ayah
artinya propaganda.
i.
Washiyyah (wasiat).
j.
Tabsyir
Artinya
memberi kabar berita tentang rahmat dan karunia Allah yang akan diperoleh
orang-orang beriman.
k.
Tazdkirah atau indzar
Artinya
peringatan,
l.
Al-Jihad
Artinya
berperang atau berjuang.
m. Al-Wa’id
Artinya
suatu upaya untuk menyampaikan tentang kebenaran islam yang mencakup janji dan
ancaman.[11]
E.
Macam-macam Dakwah
Secara umum
dakwah Islam itu dapat dikategorikan kedalam tiga macam, yaitu:
a)
Dakwah
bi Al-Lisan
Yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara
lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasehat, dan lain-lain.
b)
Dakwah
bi Al-Hal
Yaitu dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan.
Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut
hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh mayarakat sebagai objek dakwah.
c)
Dakwah
bi Al-Qalam
Yaitu dakwah melalui tulisan yang dilkukan dengan keahlian menulis
di surat kabar, majalah, buku, maupun internet.
F.
Elemen-elemen Dakwah
Dalam suatu
aktifitas dakwah yang berupa ajakan, melahirkan suatu proses penyampaian,
paling tidak terdapat beberapa elemen yang harus ada. Elemen-elemen atau
unsur-unsur dakwah tersebut adalah:
1.
Subjek
Dakwah
Subjek
dakwah adalah pelaku dakwah. Faktor subjek dakwah sangat menentukan
keberhasilan aktifitas dakwah. Maka subjek dalam hal ini da’i atau lembaga
dakwah hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah yang profesional. Baik dakwah yang
dilakukan oleh individual maupun kolektif.
2.
Metode
Dakwah
Metode
Dakwah yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok, maupun
masyarakat luas agar pesan-peasan dakwah tersebut mudah diterima.
3.
Media
Dakwah
Media
dakwah adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Penggunaan media
dakwah yang tepatakan menghasilkan dakwah yang efektif.
4.
Materi
Dakwah
Materi
dakwah adalah isi dari pesan-pesan dakwah islam. Pesan atau materi dakwah harus
disampaikan secara menarik tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk
mengkaji tema-tema islam yang pada gilirannya objek dakwah akan mengkaji lebih
mendalam mengenai materi agama islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan
keislama untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.
5.
Objek
Dakwah
Objek
dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. ,masyarakat baik individu
maupun kelompok.[12]
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan
yang telah dilakukan mengenai definisi ilmu dakwah, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Secara
etimologi ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah
atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan berbagai
pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realita
kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.
2.
Secara
terminologi dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama
Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan
usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of
thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran
dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.
3.
Dua
pendekatan dakwah
· Pendekatan Teoritis
· Pendekatan praktis.
4.
Macam-macam
dakwah
· Dakwah bi Al-Lisan
· Dakwah bi Al-Hal
· Dakwah bi Al-Qalam
5.
Elemen-elemen
dakwah
· Subjek dakwah
· Metode dakwah
· Media dakwah
· Materi dakwah
· Objek dakwah
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta:
Logos, 1997.
Hasanuddin. Hukum
Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1996.
Ismail, A.
Ilyas, dkk. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam.
Jakarta: Kencana, 2011.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali
Pers, 2012.
[1] Wardi
Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hlm.31.
[2] Hasanuddin, Hukum
Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm.25-26.
[3] A. Ilyas
Ismail, dkk, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam,
(Jakarta: Kencana, 2011), hlm.27-28.
[4] Samsul Munir
Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.3.
[5] Ibid., hlm.4.
[6] Hasanuddin, Loc.
Cit., hlm.28.
[7] Wahidin
Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.2.
[8] Ibid.,
hlm.2.
[9] Samsul Munir
Amin, Loc. Cit., hlm.5.
[10] Ibid., hlm.
7.
[11] Ibid., hlm.10.
[12] Ibid., hlm.14.
thanks ilmunya kak :)
BalasHapus