Rabu, 25 September 2013

ILMU DAKWAH



BAB I
PENDAHULUAN

Dakwah merupakan sarana syi’ar Islam yang dilakukan untuk menyebarkan dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam secara lebih meluas. Namun, untuk melakukan dakwah dibutuhkan pemahaman tentang cara, metode ataupu strategi berdakwah secara syar’i. Oleh sebab itu muncullah cabang ilmu dakwah yang membahas tentang tata cara dan segala hal yang terkait dengan dakwah.
Terdapat berbagai macam bahasan dalam ilmu dakwah, seperti dasar hukum dakwah, tujuan dakwah, etika dakwah, objek dakwah, penghidangan dakwah, sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu dakwah, peranan Islam dan lain sebagainya. Namun, sebelum mengupas lebih jauh tentang bahasan ilmu dakwah kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi ilmu dakwah agar kita dapat lebih memahami esensi ilmu dakwah itu sendiri.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang definisi ilmu dakwah secara etimologi dan terminologi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Ilmu Dakwah Secara Etimologi
Definisi ilmu dakwah secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu ilmu dan dakwah. Pengertian ilmu sering dikacaukan dengan pengertian “pengetahuan”. Yang jelas sewaktu-waktu ilmu itu juga dikatakan pengetahuan. Pengetahuan adalah kesan yang terdapat di dalam pemikiran manusia sebagai hasil sentuhan dengan objek tertentu. Sedangkan ilmu adalah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia, objektif atau dapat diuji oleh siapa pun.[1]
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti sebagai berikut:
a)         Menurut Kamus Munjid, dakwah berasal dari fiil madli دعا yang mempunyai arti ە دا نا   (menyeru, memanggil).
b)        Menurut Kamus Marbawi, diambil dari kata وَدَعْوٰى - دُعَاءً -عوْ يدْ - دعا ( ە دعا ) (memanggil ia, menyeru ia akan dia).
c)         Menurut  pendapat Prof. H. Mahmud Yunus mempunyai dua akar kata yaitu :
دُعَاءً -عوْ يدْ - دعا  = menyeruh, memanggil, mengajak, menjamu.
دُعَاءً -عوْ يدْ دعا = memanggil, mendoa, memohon.[2]

Ketika menjelaskan  istilah tersebut, pakar bahasa Ibn Manzur menyebutkan beberapa arti yang terkandung seperti berikut :[3]
Pertama, meminta pertolongan ( ثة ستغا اﻻ) seperti ucapan seseorang ketika bertemu musuhnya dalam keadaan sendirian fad’u al-muslimin yang menurut Ibn Manzur dapat disamakan dengan istaghitsu al-muslimin (minta tolonglah pada muslimun).
Kedua, menghambakan diri (‘ibadah), baik kepada Allah SWT maupun kepada selain Allah SWT. Seperti dalam firman-Nya :
¨bÎ) tûïÏ%©!$# šcqããôs? `ÏB Èbrߊ «!$# îŠ$t6Ïã öNà6ä9$sWøBr& ( öNèdqãã÷Š$$sù (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù óOà6s9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÒÍÈ  
Artinya:”Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Al-A’raf [7]:194)
Ketiga, memanjatkan permohonan kepada Allah SWT (berdoa), seperti dalam firman-Nya :
#sŒÎ)ur y7s9r'y ÏŠ$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=ƒÌs% ( Ü=Å_é& nouqôãyŠ Æí#¤$!$# #sŒÎ) Èb$tãyŠ ( (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 šcrßä©ötƒ ÇÊÑÏÈ  
Artinya: “dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186)
Keempat, persaksian Islam (syahadat al-Islam). Seperti surat Nabi Muhammad SAW kepada Heraklius : “aku memanggil kamu dengan persaksian tentang  Islam”.
Kelima, memanggil atau mengundang (al-nida). Seperti dalam firman-Nya :
$·ŠÏã#yŠur n<Î) «!$# ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ %[`#uŽÅ ur #ZŽÏYB ÇÍÏÈ  
Artinya: “dan untuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk Jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab [33]: 46)
Jadi, ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realita kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.

B.       Definisi Ilmu Dakwah Secara Terminologi
Pengertian dakwah secara terminologi ada beberapa pendapat antara lain:
1.         Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A.
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk keselamatan dan kebahagian mereka di dunia  dan akhirat.[4]
2.         Menurut Dr. M. Quraish Shihab
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.[5]
3.         Menurut A. Hasjmy
Dakwah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’ah Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.[6]
4.         Menurut Prof. Dr. Hamka
Dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar.[7]
5.         Syaikh Abdullah Ba’alawi
Dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang berbuat buruk agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.[8]
6.         Menurut Syaikh Muhammad Abduh
Dakwah adalah menyeruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap Muslim.
7.         Menurut Ibnu Taimiyah
Dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan akan melihat-Nya.[9]

Dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat esensial dalam kehidupan seorang muslim, dimana esensinya berada pada ajakan dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan untuk kepentingan pengajaknya.

C.      Dua Pendekatan Dakwah
1)   Pendekatan Teoritis
Memahami dakwah secara teoritis sebagai keilmuan, yang berarti dakwah merupakan ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu-ilmu lain. ilmu dakwah ini muncul karena adanya fenomena alam yang bersifat free will (akibat pikiran bebas) dan secara spesifik ilmu ini sebagai aplicatif science. Karena dakwah sebagai ilmu maka tentu ia telah memiliki filsafat keilmuan.
2)   Pendekatan Praktis
Memahami dakwah secara praktis sebagai suatu tindakan dan aksi untuk dikembangkan, yang berarti perlu adanya pemahaman dakwah yang relevan dengan kemampuan cakrawala pikir objek dakwah secara keseluruhan pada masa kini yang bersifat sangat kompleks dan heterogen.

Dengan demikian dakwah menjadi jelas dari sudut mana pandangannya, karena dalam realitasnya untuk memahami dakwah dapat ditinjau dari dua sudut pandang sebagaimana disebutkan diatas.[10]

D.      Sinonim Kata Dakwah
Ada beberapa kata atau kalimat dalam bahasa Arab yang mempunyai arti atau makna hampir sama dengan kata dakwah. Kata-kata tersebut adalah:
a.    Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan.
b.    Al-Amr bin Al-Ma’ruf
Al-Amr bin Al-Ma’ruf artinya memerintah kepada kebaikan.
c.    An-Nahy an Al-Munkar
An-Nahy an Al-Munkar artinya melarang kepada perbuatan yang munkar.
d.    An-Nashihah
An-Nashihah artinya memberi petunjuk yang baik.
e.    Khithabah
Khithabah artinya memberi khutbah atau nasehat kepada orang lain.
f.      Mau’izhah
Mau’izhah artinya memberi nasehat atau memberi pelajaran yang baik untuk orang lain.
g.    Al-Irsyad
Al-Irsyad artinya suatu upaya untuk mendorong manusia agar mau mengikuti petunjuk dengan menyampaikan kebenaran Islam.
h.    Ad-Di’ayah
Ad-Di’ayah artinya propaganda.
i.      Washiyyah (wasiat).
j.      Tabsyir
Artinya memberi kabar berita tentang rahmat dan karunia Allah yang akan diperoleh orang-orang beriman.
k.    Tazdkirah atau indzar
Artinya peringatan,
l.      Al-Jihad
Artinya berperang atau berjuang.
m.  Al-Wa’id
Artinya suatu upaya untuk menyampaikan tentang kebenaran islam yang mencakup janji dan ancaman.[11]

E.       Macam-macam Dakwah
Secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan kedalam tiga macam, yaitu:
a)    Dakwah bi Al-Lisan
Yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasehat, dan lain-lain.
b)    Dakwah bi Al-Hal
Yaitu dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh mayarakat sebagai objek dakwah.
c)    Dakwah bi Al-Qalam
Yaitu dakwah melalui tulisan yang dilkukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet.

F.       Elemen-elemen Dakwah
Dalam suatu aktifitas dakwah yang berupa ajakan, melahirkan suatu proses penyampaian, paling tidak terdapat beberapa elemen yang harus ada. Elemen-elemen atau unsur-unsur dakwah tersebut adalah:
1.    Subjek Dakwah
Subjek dakwah adalah pelaku dakwah. Faktor subjek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktifitas dakwah. Maka subjek dalam hal ini da’i atau lembaga dakwah hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah yang profesional. Baik dakwah yang dilakukan oleh individual maupun kolektif.
2.    Metode Dakwah
Metode Dakwah yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas agar pesan-peasan dakwah tersebut mudah diterima.
3.    Media Dakwah
Media dakwah adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Penggunaan media dakwah yang tepatakan menghasilkan dakwah yang efektif.
4.    Materi Dakwah
Materi dakwah adalah isi dari pesan-pesan dakwah islam. Pesan atau materi dakwah harus disampaikan secara menarik tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk mengkaji tema-tema islam yang pada gilirannya objek dakwah akan mengkaji lebih mendalam mengenai materi agama islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan keislama untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.
5.    Objek Dakwah
Objek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. ,masyarakat baik individu maupun kelompok.[12]

BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan yang telah dilakukan mengenai definisi ilmu dakwah, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Secara etimologi ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realita kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.
2.      Secara terminologi dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.
3.      Dua pendekatan dakwah
·      Pendekatan Teoritis
·      Pendekatan praktis.
4.      Macam-macam dakwah
·      Dakwah bi Al-Lisan
·      Dakwah bi Al-Hal
·      Dakwah bi Al-Qalam
5.      Elemen-elemen dakwah
·      Subjek dakwah
·      Metode dakwah
·      Media dakwah
·      Materi dakwah
·      Objek dakwah
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.
Hasanuddin. Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Ismail, A. Ilyas, dkk. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana, 2011.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.


[1] Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hlm.31.
[2] Hasanuddin, Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm.25-26.
[3] A. Ilyas Ismail, dkk, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.27-28.
[4] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.3.
[5] Ibid., hlm.4.
[6] Hasanuddin, Loc. Cit., hlm.28.
[7] Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.2.
[8] Ibid., hlm.2.
[9] Samsul Munir Amin, Loc. Cit., hlm.5.
[10] Ibid., hlm. 7.
[11] Ibid., hlm.10.
[12] Ibid., hlm.14.

1 komentar: