Apersepsi berasal dari kata apperception, yang
berarti menafsirkan buah pikiran. Jadi apersepsi adalah menyatukan dan
mengasimilasi suatu pengalaman dengan pengalamanan yang telah dimiliki dan
dengan demikian memahami dan menafsi rkannya.
Leibnitz membedakan persepsi dengan apersepsi. Jika
persepsi (perception) adanya perangsang yang diterima seseorang, dari
adanya pengamatan. Sedangkan apersepsi dimaksud bahwa seseorang melakukan
pengamatan dan apa yang diamatinya.
Herbart menyatakan bahwa apersepsi adalah memperoleh
tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Di sini
terjadi asosiasi antara tanggapan yang baru dengan yang lama. Wundt berpendapat
bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan dengan sengaja memasukkan
tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan yang
lebih umum.
Menurut para ahli psikologi modern yang dimaksud
apersepsi adalah pengamatan dengan penuh perhatian sambil memahami serta
mengolah tanggapan-tanggapan baru itu dan memasukkannya ke dalam hubungan yang
kategorial. Tanggapan-tanggapan baru itu dapat dipengaruhi oleh bahan apersepsi
yang telah ada. Ini menunjukkan bahwa psike manusia tidak pasif menerima
melainkan aktif mengolah setiap perangsang yang diterima. Perangsang atau
tanggapan baru tidak masuk begitu saja melainkan harus ditafsirkan dan
digolongkan dalam susunan tertentu, karena apersepsi pada hakekatnya termasuk
proses berpikir.
Bahan apersepsi diperlukan untuk menafsirkan
tanggapan-tanggapan baru. Itu sebabnya anak-anak harus memiliki sejumlah
pengetahuan. Sebelum anak bersekolah, ia telah memiliki banyak pengetahuan
tetapi belum tersusun logis sistematis. Tugas sekolah adalah menyusunnya
menurut kategori tertentu dan memperluas serta memperdalamnya dalam macam mata
pelajaran. Pengalaman yang lampau sering kurang lengkap dan senantiasa dapat
disempurnakan. Sebagai contoh, mungkin anak itu mula-mula menganggap polisi
sebagai orang yang kerjannya menangkap orang, jadi karena itu harus ditakuti
dan dijauhi. Akan tetapi kemudian ia mengetahui bahwa polisi itu juga temannya
yang menjaga keamanannya. Karena itu menurut Dewey pengalaman yang lampau harus
senantiasa direorganisasi.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan apersepsi, setiap
pengajar dapat membuat pedoman sebagai bahan apersepsi, diantaranya adalah:
- Deskripsi
singkat dengan memberi informasi singkat tentang isi pelajaran yang akan
diajarkan.
- Eksplorasi,
mengungkap kembali materi yang telah diajarkan, dengan cara menanyakan
perihal materi yang telah disajikan sebelumnya.
- Relevansi
materi yang ditanyakan dengan materi yang akan diajarkan.
- Asosiasi,
menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan materi yang akan segera
diajarkan.
Herbart mengemukakan bahwa yang diketahui digunakan
untuk memahami sesuatu yang belum diketahui. Apersepsi membangkitkan minat dan
perhatian untuk sesuatu. Karena itu pelajaran harus selalu dibangun atas
pengetahuan yang telah ada.
Berdasarkan prinsip itu, Herbart menganjurkan
langkah-langkah dalam aprsepsi, yaitu kejelasan, asosiasi, sistem, dan metode.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
S. Nasution, Dikdaktik Asas-asas Mengajar,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010). Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009). Syaiful Bahri Djamaroh dan Aswan Zain, Strategi
Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar